Pangsa Pasar Industri Alkes Lokal Berpotensi Tumbuh

banner 468x60

WARTAHOT – Pangsa pasar industri alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri masih berpeluang untuk melanjutkan pertumbuhan pada 2017

Dalam beberapa tahun sebelumnya, industri alat kesehatan di Indonesia mampu tumbuh hingga 10 persen per tahun.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Asosiasi Pengusaha Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), nilai pasar alat kesehatan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 60 triliun hingga akhir 2016. Dari nilai pasar tersebut, pasar produk dalam negeri hanya mencapai sekitar Rp 14 triliun.

“Itu artinya, produk alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri harusnya bisa menggarap pasar yang lebih tinggi, jangan terlalu bergantung pada produk luar,” ujar Sekretaris Jenderal ASPAKI Cristina Sandjaja, di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017).

Saat ini, alat kesehatan yang digunakan di Indonesia masih bergantung pada produk luar negeri. Nilai impor produk alat kesehatan masih mencapai 90 persen dari total penggunaan alat kesehatan di Indonesia.

“Untuk mengatasi impor, diperlukan upaya bersama antara pemerintah dan pelaku usaha guna mendorong inovasi alat kesehatan di dalam negeri,” papar Cristina.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum IndoHCF Supriyantoro menyebutkan, saat ini jenis alat kesehatan produksi dalam negeri baru mampu memenuhi standar peralatan minimal yang harus ada di rumah sakit kelas A sebesar 48,2 persen, di kelas B sebesar 51,3 persen, di kelas C sebesar 57,9 persen, dan di kelas D sebesar 66,1 persen.

“Hal inilah yang mendorong kami untuk melakukan acara yang bisa mendorong ide-ide dan inovasi baru di bidang kesehatan,” jelas Supriyantoro.

Seminar nasional dan workshop dalam hal penanggulangan kegawatdaruratan dilakukan berdasarkan masih tingginya angka kematian akibat penanganan situasi gawat darurat yang belum optimal, baik dari sisi sistem penanganan maupun keterampilan pertolongan terutama bagi para penolong pertama non medis.

Seminar dan Workshop terkait e-Health diadakan untuk menggalakkan perkembangan industri teknologi informasi di bidang informasi yang dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Berikut adalah kategori-kategori yang akan menerima penghargaan pada IndoHCF Innovation Award:

Inovasi SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) Pra-RS

Pemberian penghargaan kepada Pemda Kabupaten/Kota yang melakukan inovasi dalam pengembangan/penguatan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu mulai dari lokasi kejadian sampai dengan dibawa ke rumah sakit. Bertujuan untuk mendukung percepatan integrasi SPGDT Pra-RS di suatu daerah

Inovasi Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

Pemberian penghargaan kepada Pemda Kabupaten/Kota yang melakukan inovasi dalam upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak yang sudah diimplementasikan dan dapat diukur keberhasilannya. Bertujuan untuk percepatan tercapainya peningkatan kesehatan Ibu & Anak khususnya dalam upaya menurunkan angka stunting, morbiditas dan mortalitas.

Inovasi Alat Kesehatan

Pemberian penghargaan kepada individu/institusi/kelompok yang melakukan inovasi/temuan di bidang alat kesehatan yang tepat guna dan berdaya guna. Bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas.

Inovasi E-Health

Pemberian penghargaan kepada individu/institusi/kelompok yang melakukan inovasi/temuan ICT (Information & Communication Technology) di bidang kesehatan. Bertujuan untuk mendorong pengembangan ICT di bidang kesehatan baik dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Inovasi Seni Kreasi Promosi Kesehatan.

Pemberian penghargaan kepada individu/institusi/kelompok yang melakukan inovasi/kreasi seni pertunjukan (dalam bentuk kreasi tarian atau parodi) dengan tema promosi kesehatan. Bertujuan untuk mendorong pengembangan kreativitas dalam mengkomunikasikan program promosi kesehatan kepada masyarakat.

Supriyantoro menjelaskan, dasar pemilihan lima kategori tersebut didasarkan pada pelbagai isu kesesehatan saat ini. Sebut saja terkait SPGDT bahwa prosentase angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas masih menjadi yang tertinggi di Indonesia. Isu kedua adalah bahwa angka kematian ibu dan bayi juga masih tinggi.

Di sisi lain, jelas Supriyantoro produk alat kesehaatan dalam negeri baru mampu memenuhi 10 persen dari kebutuhan yang ada. Selanjutnya, terkait e-health, perkembangan IT yang pesat dengan banyaknya inovasi di bidang kesehatan di kalangan muda, perlu didorong dan diapresiasi pencapainnya.

Sementara itu, di era JKN saat ini, masih juga dirasakan biaya kesehatan yang tinggi, dan bahkan BPJS Kesehatan selalu defisit. Salah satu mata rantai penting untuk menekan hal tersebut adalah dengan meningkatkan inovasi di bidang kesehatan.

“Untuk itu perlu juga dilakukan Seminar, dan Workshop serta Award, yang tujuan jangka panjangnya adalah bahwa, berkembangnya kemampuan pelaku industri kesehatan, baik dari penyediaan alat, farmasi, hingga pelayanan kesehatan akan semakin optimal sehingga kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, juga untuk mewujudkan kemandirian produk kesehatan,” katanya.

Selain itu, Supriyantoro menilai, Indonesia harus segera meningkatkan pengembangan teknologi terutama dalam pengembangan bahan baku obat, sediaan biologi, serta alat kesehatan berteknologi tinggi agar meningkatkan daya saing industri kesehatan.

“Banyak aspek yang harus ditangani dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan terutama peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui upaya prefentif, promotif, uratif, dan rehabilitatif. Semoga dengan diadakannya IndoHCF Innovation Award dapat menjadi salah satu pendorong untuk meningkatnya kualitas industri kesehatan di Indonesia,” pungkas Supriyantoro. (Oz)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

4 comments

  1. Pingback: Oxandrolon Kaufen