WARTAHOT – Forum temu bisnis yang mengangkat tema “Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan” (Prukades) yang melibatkan 20 bupati/perwakilan, perusahaan swasta, perbankan, dan beberapa kementrian/lembaga terkait, terselenggara oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), di ruang Ofsroom, Kemendes, Rabu (31/1) pagi lalu.
Terkait kegiatan ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan, keterlibatan para pemangku kepentingan atau stakeholder dalam temu bisnis tersebut diharapkan dapat mempercepat serta menjamin efektifitas Prukades. Hingga saat ini, program Prukades telah diterapkan oleh 43 kabupaten dengan produk unggulan berbeda.
“Lewat forum ini, mereka (bupati) saling menunjukkan produk unggulannya di setiap daerah. Kemudian karena bank dan dunia usaha mendengar, sehingga akan melihat opportunity,” kata Eko Putro Sandjojo bersemangat.
Selanjutnya, Mendes PDTT mengungkapkan, Prukades adalah upaya untuk membentuk klaster ekonomi yang saat ini dikeroyok oleh 19 kementerian/lembaga. Klaster ekonomi dibutuhkan untuk memenuhi skala produksi agar sarana pascapanen bisa masuk ke desa.
“Desa kita ini miskin karena tidak punya pasar. Pasar itu apa? Ya sarana pascapanen kalau sektor pertanian. Nah sarana pasca panen tidak bisa masuk ke desa karena skala produksinya tidak cukup sehingga menjadi tidak ekonomis,” terangnya.
Mengenai program Prukades, Menteri Eko menerangkan, adalah model yang dapat menguntungkan pihak petani maupun swasta. Masyarakat dapat berperan sebagai pelaku proses produksi, sedangkan swasta hanya berlaku sebagai off taker, rantai pemasaran, dan rantai input produksi.
“Ini yang melaksanakan masyarakat semua. Jadi kalau masa lalu perusahaan punya tanah kemudian masyarakat sebagai pekerja saja, sekarang masyarakat yang melakukan proses produksinya. Perusahaan yang membantu secara manajemen dan pascapanennnya. Buat masyarakat juga bisa senang, karena mereka tidak hanya pekerja, tapi mereka juga punya set produksi yang pasarnya sudah ada,” paparnya.
Seentara itu, masih di ruangan Ofsroom, Kemendes, pakar ekonomi Aviliani mengatakan, program Prukades tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin, melainkan juga untuk meningkatkan daya saing dengan menyatukan beberapa desa melalui satu produk unggulan. Menurutnya, forum bisnis Prukades tersebut bisa dimanfaatkan untuk mennyinkronkan antara kebutuhan perusahaan dan potensi yang dimiliki oleh desa di masing-masing daerah.
“Prukades itu ada yang sudah tercipta dari dulu, ini natural. Tapi ada juga daerah yang mereka punya lahan tapi belum tahu mau dibikin apa. Nah melalui forum bisnis tersebut, perusahaan-perusahaan yang hadir bisa dilihat mereka butuhnya apa, sehingga ada business matching (pencocokan). Sehingga nanti lahan itu bisa dikelola sesuai kebutuhan perusahaan, kemudian annti perusahaan itu yang beli, begitu,” terangnya.
Hal lain, Aviliani menceritakan, selama ini Prukades yang sudah ada yang terbentuk dengan sendirinya, cenderung memiliki skala ekonomi dan kualitas yang rendah. Sehingga dalam forum tersebut, perusahaan yang berkepentingan dapat memberikan pelatihan, bibit ataupun pupuk agar kualitas dan skala produk menjadi meningkat.
“Kita tahu bahwa sektor pertanian kita yang produktif baru kelapa sawit, yang lain belum memenuhi skala ekonomi. Nah, harapannya dengan temu bisnis ini bisa progresif pengembangan dari skala ekonominya kemudian juga pendapatan petaninya,” ungkap Aviliani.
3 comments