Gunung Merapi Kembali Gempa Guguran, Hibrid, Vulkanik dan Tektonik

Pucak Gunung Merapi terlihat dari Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (5/7/2021). Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada periode Senin, 7 Juli 2021 pukul 06.00-18.00 WIB teramati terjadi satu kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 ke arah barat daya, 14 kali luncuran lava pijar ke arah barat daya jarak maksimal 1.500 meter dan 14 kali luncuran lava pijar jarak luncur 1.800 meter ke arah tenggara. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras.
banner 468x60

Wartahot.com, News – Gunung Merapi telah mengalami 128 kali gempat sejak 16 Febuari 2022 sekitar pukul 00.00 hingga 24.00 WIB. Hal itu diungkapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Hanik Humaida selaku Kepala BPPTKG mengatakan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 17 kali gempa hibrid atau fase banyak, tiga kali gempa embusan, delapan kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik.

Read More
banner 300250

Berdasarkan pantauan visual, terlihat asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang dan tebal dengan ketinggian sekitar 100 meter di atas puncak.

Dalam peristiwa itu, tercatat lima kali guguran lava pijar keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Dikutip dari laman resminya, Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada 16 Februari 2022, menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,4 cm dalam tiga hari.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 4 sampai 10 Februari 2022, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah Merapi.

Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

0 comments